Cari Blog Ini

Selasa, 17 Agustus 2010

Cerpen "Roso si Misterius"

Roso si Misterius
Karya : Bilal


Suatu malam, malam yang dingin dikarenakan habis hujan. “Aku lagi sendiri di rumah, soalnya mamah, papah, dan adik-adikku lagi keluar rumah alias pergi !?” Saat ini aku sedang duduk-duduk di dekat jendela sambil melihat-lihat pemandangan di luar dan jarum jam menunjukan angka 5 sore. Di luar sepi sekali, bagaikan tempat ini nggak ada penghuninya. Mungkin ini karena habis hujan sehingga orang-orang malas untuk keluar. Nggak lama kemudian aku mendengar suara mobil, aku pun melihat ke mobil itu. Itu mobil sedan bermerk “Jaguar”. Wah,, itu pasti mobil mahal. Pikirku !? lalu kulihat kembali kearah mobil itu. Mobil itu berhenti di depan rumah tetanggaku, bu Fatimah, lalu keluar seorang pria dari mobil itu. Sepertinya dia orang asing, “pikirku.” Soalnya aku nggak pernah ngeliat orang itu.
Kulihat dia masuk ke halaman rumah bu Fatimah dan mendekati pintu depan rumah lalu dia mengetuk pintu itu, dan tak lama kemudian pintu pun terbuka dan aku melihat Uung, dia anaknya bu Fatimah.
Pria itu berbincang dengan Uung, lalu setelah itu Uung masuk dan tak lama setelah itu keluarlah bu Fatimah, bu Fatimah berbincang dengan pria itu dan memepersilahkannya masuk. Aku nggak tau lagi ngapain pria itu, karena aku ngerasa ngantuk, jadi akupun pergi ke kamar untuk tidur.
Paginya, aku bersiap untuk berangkat sekolah. Setelah siap akupun berangkat, saat aku sedang berjalan di depan rumah bu Fatimah, kulihat pria asing kemaren. Sepertinya dia sedang berolahraga, kulihat pria itu tinggi sedang dengan warna kulit yang sawo matang dan rambut lurus pendek.
Tak lama aku melihat pria asing itu, tiba-tiba saja si Uung datang sepertinya dia juga mau berangkat sekolah. Dia mengagetkanku.
“Lagi ngapain kamu !?” katanya.
Ah nggak, aku lagi ngeliatin pria itu. Kamu juga ngapain pake ngagetin aku segala ??
“Ah sorry deh, kalo gitu kita berangkat sekolah bareng yuk !!”
“ya udah….yuk…..”kataku.
Dia memang satu sekolah denganku dan sama-sama kelas XII IPA tapi kami berbeda ruangan kelas. Di perjalanan kami berbincang-bincang dan aku menanyakan tentang pria itu.
Ternyata dia memang orang baru disini, namanya itu Roso. Dia berasal dari Daerah Pantai Selatan dan dia itu disini sedang jalan-jalan. Kata Uung seh. Roso itu orangnya ramah dan baik. Roso itu mengontrak di rumahnya Bu Fatimah, karena Bu Fatimah memang mengkontrakan kamar-kamar kosong di rumahnya. Lumayan buat nambah-nambah katanya. Tak lama kemudian kami pun sampai di sekolah. Kami pun berpisah dan bel pelajaran dimulai pun berbunyi….teng….teng…teng…
Tinun…tinun…tinun…Bel tanda pelajaran usai pun berbunyi. Siswa-siswi berhamburan keluar, ada yang pulang ke rumah, ada yang berbincang-bincang dll. Aku pun langsung pulang ke rumah. Setelah beberapa lama, aku pun sampai di rumah. Saat membuka pintu rumah aku terkejut, ternyata di ruang tamu ada seorang pria. Dan saat kulihat wajahnya, ternyata dia itu pria yang mengontrak di rumahnya Bu Fatimah, Roso. Dia sedang berbincang-bincang dengan mamahku. Aku pun bersalaman kepada Roso dan pria itu, setelah itu aku pergi ke dapur untuk minum dan makan. Setelah selesai dengan itu aku pergi ke kamarku untuk istirahat, aku memikirkan si Roso itu. Apa yang dia lakukan di rumahku, dan apa yang sedang di bicarakan dengan mamahku, sepertinya mereka akrab sekali. Tapi tak lama kemudian aku pun tertidur.
Sorenya aku bangun, setelah beres-beres. Aku pun pergi bermain keluar rumah. Seperti biasanya setiap sore banyak ibu-ibu yang sedang ngumpul-ngumpul ngomongin sesuatu. Sekilas saat aku melewati mereka, aku mendengar nama Roso. Mungkin mereka sedang membicarakannya. Aku pun pergi menuju tempat teman-temanku. Saat aku bermain dengan teman-teman ku, aku melihat Roso. Dia sedang berbicara dengan empat orang asing, karena aku tidak mengenalnya. Mungkin mereka teman-temanya Roso itu, teman-temannya itu berperawakan besar, berotot, dan sangar. Karena aku ingin tahu, aku pun menguntit pembicaraan mereka.
“Bagaimana ini bos…!? Dengan rencana kita…”Tanya seorang temannya itu.
Roso pun menjawab, “ tenang aja…pasti berhasil ko !!”
Aku pun berpikir dan bertanya, “apa maksud pembicaraan mereka’ya…!?? Rencana apa ???” dan rupanya Roso itu adalah bos mereka, karena aku penasaran aku pun melanjutkan menguntit mereka. S
Saat aku menguntit, tiba-tiba saja teman-temanku datang dan mengagetkanku. Begitu juga dengan Roso dan teman-temannya itu ikut terkejut akan perbuatan teman-temanku itu. Terlihat mereka pun pergi dari tempat itu, dan salah satu anak buahnya menatapku dengan sinis dan geram. Aku pun ngeri ngeliatnya. Matanya yang melotot + kepalnya yang botak membuat bulu kudukku merinding. Apalagi dengan luka jahitan di pelipis matanya. Membuatku ga bisa tidur.
“Ngapain seh kalian…!! “Kataku kepada teman-temanku.
“Apaan seh…!!? Da juga lw tuh ngapain disini ??” mreka menjawb.
“Lw lagi ngintipn cwe’y…!!” salah satu temanku menambahkan.
“Apa-apa’n kalian itu dah mah ngeganggu pake fitnah segala lagi..” akupun geram.
“Teruz lw lagi ngapain…?? Mereka menjawab lagi.
“Aku tuh lagi nguntit pembicaraan mereka…(sambil menunjuk ke arah tempat roso dan kawan-kawannya ngobrol)…
“Mereka siapa…!!?? Tanya mereka.
(Rupanya Roso dan teman-temanya sudah pergi dari tempat itu)
“Roso dan temen-temennya…” Jawabku.
“Ngapain lw nguntitin mereka…!?” Tanya mereka lagi.
“Kaya ga ada kerjaan lagi ja…” mereka menambahkan.
“Aku tuh curiga ma mereka…!? Jawabku.
“Buat apa…!? Roso itu orang baek tw…” Jawab mereka.
Setelah itu aku tidak peduli dengan perkataan mereka mengenai Roso itu, yang pasti aku masih menaruh rasa curiga pada Roso itu. Akupun melanjutkan bermain dengan teman-temanku.
Hari pun mulai beranjak malam, aku pun pulang ke rumah. Saat aku sampai di rumah aku melihat mamahku sedang beres-beres. Aku pun teringat kalau tadi siang Roso berkunjung ke rumahku. Aku pun menanyakannya kepada mamahku.
Setelah itu aku pun tw sesuatu, kata mamahku Roso itu lagi silaturahmi saja dan untuk mengetahui orang-orang disini. Dia juga memberikan mamahku sejumlah uang, katanya buat anak-anaknya termasuk aku. Aku pun semakin herang dengan Roso itu. Apa sebenarnya maksudnya, apakah dia bermaksud jahat atau apa. Tapi aku merasa tidak enak juga dengan kejadian sore tadi, saat aku ketahuan sedang menguntit mereka. Aku pun ingin meminta maaf sekaligus berterima kasih kepadanya.
Aku pun pergi keluar rumah, dan menuju rumahnya Bu Fatimah. Aku mengetuk pintu depan rumah Bu Fatimah. Dan tidak lama kemudian pintu pun terbuka dan terlihat Roso. Lalu aku pun bertanya kemana Bu Fatimah dan yang laen. Lalu Roso menjawab, “Mereka sedang pergi keluar.”
Lalu aku pun berbicara dengannya, lalu berterima kasih dan sekaligus meminta maaf kepadanya. Setelah itu aku pun pamit dan saat aku memegang daun pintu aku merasakan sesuatu menusuk punggungku dan itu menusuk dadaku, aku pun lunglai, mataku memutih, tubuhku terjatuh ke lantai. Aku tidak merasakan apapun setelah itu. Aku hanya merasakan sesuatu mengalir dari tubuhku.




T A M A T

Tidak ada komentar:

Posting Komentar